BAB V
SISTEM DESAIN PEKERJAAN
- Desain
pekerjaan
Konsep desain kerja (job design) dan mendesain kembali
pekerjaan (job redesign) berhubungan langsung terhadap kehidupan kerja para
pegawai. Robins mengemukakan bahwa desain kerja (job design) merupakan
istilah yang menunjukkan bagaimana tugas-tugas dikombinasikan untuk membentuk
pekerjaan yang lengkap. Schemerhorn mempertegas bahwa desain pekerjaan (job
design) merupakan pengalokasian daftar pekerjaan untuk individu dan
kelompok.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan para ahli dapat
disimpulkan bahwa konsep desain kerja (job design) merupakan rincian
tugas dan pelaksanaan tugas untuk individu maupun kelompok yang mana dapat
mengantarkan organisasi dalam mencapai tujuan.
Desain kerja sangat penting dan bermanfaat untuk mencapai efektifitas
dan efesiensi kerja. Berikut beberapa manffat dari desainkerja:
1.
Semangat kerja dalam spesialisasi yakni: tingginya produktifitas dari para
pekerja yang tidak mempunyai keterampilan memerlukan waktu yang tidak banyak
dalam latihan.
2.
Dilihat dari motivasi dan semangat kerja terdiri dari: tingginya produktivitas,
inovasi dan tantangan pekerjaan berkurangnya ketidak hadiran, kurangnya
pergantian.
Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena
dalam desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi
sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas.
Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan memiliki tujuan agar :
- Efisiensi
operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal
- Fleksibilitas
dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki
- Minat,
tantangan, dan prestasi menjadi optimal
- Tanggung
jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerja
sama dan efektifitas tim
- Integrasi
kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi
Dalam mendesain pekerjaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Flippo melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi desain pekerjaan tersebut
dimulai dari isi masing-masing spesialisasi pekerjaan dan bentuk operasi yang
berulang-ulang, pertukaran tekhnologi, kebijaksanaan tenaga kerja, kemampuan
para personil, tersedianya kesanggupan pegawai, interaksi masing-masing
kepentingan dalam pekerjaan dan system , serta psikologi dan kebutuhan social
setiap manusia yang ditemukan dalam bekerja.
Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat desain kerja:
- Merancang
cara-cara yang terbaik untuk orang-orang secara bergiliran, sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
- Perubahan
pekerjaan dalam bentuk pemberian tugas yang berulang-ulang.
- Menyusun
alat dan perlengkapan dalam usaha-usaha untuk memperkecil kehilangan
waktu.
- Membangun
lingkungan pekerjaan dari hal-hal yang membisingkan, ventilasi yang cukup
dan dukungan fasilitas yang memadai dengan tidak mengurangi efektifitas
organisasi.
- Mendesain
alat-alat khusus dari pekerjaan, seperti alat-alat pembawa barang dan
mesin lainnya untuk mengurangi tindakan yang tidak diperlukan.
- Semua
kegiatan sifatnya melelahkan diupayakan untuk menghilangkannya atau segala
kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang sedang ditangani
dihilangkan
Desain pekerjaan mencakup hal-hal berikut ini :
- Identitas
pekerjaan. merupakan jabatan pekerjaan yang berisi nama pekerjaan
seperti penyelengara operasional dan manajer pemasaran.
- Hubungan
tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab secara
nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui.
- Standar
wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan standar pekerjaan yang harus
dicapai oleh setiap pejabat harus jelas
- Syarat
kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin, dan bahan
baku yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut
- Ringkasan
pekerjaan atau jabatan harus menguraikan bentuk umum pekerjaan dan
mencantumkan fungsi-fungsi dan aktifitas utamanya.
- Penjelasan
tentang jabatan dibawah dan diatasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan dari
mana petugas dipromosikan dan kejabatan mana petugas akan dipromosikan
2. Mendesain kembali pekerjaan (job redesign)
Robbins melihat mendesain kembali pekerjaan (job redesign)
merupakan kegiatan untuk merancang kembali pekerjaan tertentu yang
berhubungan dengan perubahan. Sedangkan schermerhorn menyatakan bahwa
mendesain kembali pekerjaan (job redesign) sebagai penyusunan kembali
komponen-komponen dari tugas-tugas pada kebutuhan layak serta dalam rangka
memperbaiki kemampuan individu
Dapat disimpulkan bahwa mendesain kembali pekerjaan (job
redesign) merupakan kegiatan perancangan ulang pekerjaan seperti tugas dan
komponen-komponen yang berhubunagn dengan pekerjaan yang bertujuan untuk
peningkatan kualitas maupun produktifitas.
MenurutSimamora (2004:118) teknik-teknik desain pekerjaan dapat dilakukan
dengan cara :
1.Simplikasi
pekerjaan
Simplikasi pekerjan merupakan suatu teknik desain pekerjaan yang
mengarah kepada pekerjaan yang sangat terspesialisasi, dengan memecahnya atau
mnyederhanakannya menjadi beberapa bagian
2.Rotasi
pekerjaan
Teknik desain pekerjaan dengan memungkinkan adanya rotasi
pekerjaan akan membuat seorang pegawai secara sistematis berpindah dari satu
posisi ke posisi atau pekerjaan yang lainnya di dalam organisasi.
3.Pemekaran
pekerjaan
Pemekaran pekerjaan merupakan suatu teknik desain pekerjaan
dengan mengadakan perluasan kerja. Pemekaran pekerjaan bersifat
horizontal, maksudnya pemekaran pekerjaan ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan
yang sederajat yang masih mempunyai kesamaan fungsi, tugas dan tanggung
jawabnya.
4.Pemerkayaan
Pekerjaan
Pemerkayaan pekerjaan merupakan penambahan tugas dan tanggung
jawab dari para pegawai. Program ini memberikan lebih banyak otorisasi untuk
melaksanakan pekerjaan dan pengambilan keputusan dan meningkatkan tanggung
jawab.
3.Pendekatan
dan Teknik Desain Kerja (job design)
Friederick Taylor mengemukakan beberapa pendekatan yang dapat
digunakan oleh para pimpinan untuk mendesain pekerjaan dan mendesain kembali
pekerjaan baik berupa tugas-tugas kelompok maupun individu.
Pendekatan
tersebut diantaranya adalah:
- Setiap
pekerjaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang berlainan yang selalu
dimulai dari awal dan selalu diakhiri dengan baik.
- Diusahakan
bagaimana para pekerja dapat menganalisa penampilan kerja, maupun gerak
gerik mereka dalam bekerja.
- Memeriksa
beberapa alternative atau cara yang efisien untuk mengerjakan tugas.
- Melatih
para pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan
efisien
Pendekatan
dalam mendesain pekerjaan menurut Hellriegel
- Pengayaan
kerja (job enrichment) dengan membuat pekerjaan menjadi
lebih berarti, menarik dan menantang.
- Perluasan
Kerja (job enlargement) dengan cara menambah tugas-tugas
untuk macam-macam pekerjaan.
- Seperangkat
Tujuan (goal setting) membangun tujuan, umpan balik dan dorongan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
- Teknik
kerja (job engineering) pemusatan dan efesiensi kerja dan
menganalisis pekerjaan.
- Rotasi
Kerja (job rotation) membuat pekerjaan menjadi
bervariasi.
- Pendekatan
sosioteknikal (sosiotechnical approach) menentukan
tanggung jawab pekerjaan untuk kelompok dan adanya keseimbangan antara
aspek teknis dengan aspek sosial
4.Teknik-teknik
desain kerja
- Rotasi
kerja (job rotation).Perpindahan pekerjaan secara horisontal
dapat diterapkan pada hal-hal dasar. Dengan cara memberikan peluang
bagi pegawai untuk mengembangkan pekerjaan yang berbeda-beda, rotasi
pekerjaan menawarkan tantangan dan motivasi untuk berprestasi. Dalam hal
ini pegawai diberikan kebebasan dan dilepaskan dari jalur kerja yang monoton,
rutin, dan terbatas.
- Perluasan
kerja (job enlargment).Stoner menjelaskan bahwa perluasan pekerjaan
dapat menanggulangi ketidakpuasan pegawai dalam bekerja.Bone mempertegas
bahwa “job enlargement is the rearranging of jobs to increase
their complexity.
Mitchelt
menggambarkan 4 cara yang dapat digunakan untuk perluasan pekerjaan (job
enlargement), yaitu:
- Pertukaran
pegawai
- Mengganti
tingkat kesulitan, mengulang tugas-tugas yang memberatkan digantikan
dengan mesin bila perlu
- Memberikan
tugas-tugas banyak atau memperbanyak petunjuk untuk melakukan pekerjaan
- Penggunaan
rotasi kerja
3.Pengayaan
kerja (job enrichment).dalam pengayaan kerja kegiatan-kegiatan kerja dari suatu
bidang vertical dari suatu unit organisasi dikombinasikan dalam suatu bentuk
pekerjaan ,sehingga pegawai dapat merasakan adanya otonomi pada pelaksanaan
pekerjaan yang lebih besar.
4.Kelompok
kerja. Kelompok kerja dalam suatu organisasi yang dibentuk untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam organisasi ,sehinngga nantinya dengan
kelompok kerja para pegawai dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan
efektif sesuai dengn rencana kerja yang telah ditetapkan semula
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar,
Mukhneri. (2008). Manajemen Sistem. Jakarta: BPJM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar