Sabtu, 02 April 2016

BAB V SISTEM DESAIN PEKERJAAN

BAB V
SISTEM DESAIN PEKERJAAN
  1. Desain pekerjaan
     Konsep desain kerja (job design) dan mendesain kembali pekerjaan (job redesign) berhubungan langsung terhadap kehidupan kerja para pegawai. Robins mengemukakan bahwa desain kerja (job design) merupakan istilah yang menunjukkan bagaimana tugas-tugas dikombinasikan untuk membentuk pekerjaan yang lengkap. Schemerhorn mempertegas bahwa desain pekerjaan (job design) merupakan pengalokasian daftar pekerjaan untuk individu dan kelompok.
     Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa konsep desain kerja (job design) merupakan rincian tugas dan pelaksanaan tugas untuk individu maupun kelompok yang mana dapat mengantarkan organisasi dalam mencapai tujuan.
    Desain kerja sangat penting dan bermanfaat untuk mencapai efektifitas dan efesiensi kerja. Berikut beberapa manffat dari desainkerja:
1. Semangat kerja dalam spesialisasi yakni: tingginya produktifitas dari para pekerja yang tidak mempunyai keterampilan memerlukan waktu yang tidak banyak dalam latihan.
2. Dilihat dari motivasi dan semangat kerja terdiri dari: tingginya produktivitas, inovasi dan tantangan pekerjaan berkurangnya ketidak hadiran, kurangnya pergantian.
     Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan memiliki tujuan agar :
  1. Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal 
  2. Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki
  3. Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal
  4. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerja sama dan efektifitas tim
  5. Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi
      Dalam mendesain pekerjaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, Flippo melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi desain pekerjaan tersebut dimulai dari isi masing-masing spesialisasi pekerjaan dan bentuk operasi yang berulang-ulang, pertukaran tekhnologi, kebijaksanaan tenaga kerja, kemampuan para personil, tersedianya kesanggupan pegawai, interaksi masing-masing kepentingan dalam pekerjaan dan system , serta psikologi dan kebutuhan social setiap manusia yang ditemukan dalam bekerja.
      Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat desain kerja:
  1. Merancang cara-cara yang terbaik untuk orang-orang secara bergiliran, sesuai dengan tugasnya masing-masing.
  2. Perubahan pekerjaan dalam bentuk pemberian tugas yang berulang-ulang.
  3. Menyusun alat dan perlengkapan dalam usaha-usaha untuk memperkecil kehilangan waktu.
  4. Membangun lingkungan pekerjaan dari hal-hal yang membisingkan, ventilasi yang cukup dan dukungan fasilitas yang memadai dengan tidak mengurangi efektifitas organisasi.
  5. Mendesain alat-alat khusus dari pekerjaan, seperti alat-alat pembawa barang dan mesin lainnya untuk mengurangi tindakan yang tidak diperlukan.
  6. Semua kegiatan sifatnya melelahkan diupayakan untuk menghilangkannya atau segala kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang sedang ditangani dihilangkan
       Desain pekerjaan mencakup hal-hal berikut ini :
  1. Identitas pekerjaan. merupakan jabatan pekerjaan yang berisi nama pekerjaan seperti penyelengara operasional dan manajer pemasaran.
  2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui.
  3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan standar pekerjaan yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas
  4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin, dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut
  5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan harus menguraikan bentuk umum pekerjaan dan mencantumkan fungsi-fungsi dan aktifitas utamanya.
  6. Penjelasan tentang jabatan dibawah dan diatasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan dari mana petugas dipromosikan dan kejabatan mana petugas akan dipromosikan
    2. Mendesain kembali pekerjaan (job redesign)
     Robbins melihat mendesain kembali pekerjaan (job redesign) merupakan kegiatan untuk  merancang kembali pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan perubahan. Sedangkan schermerhorn menyatakan bahwa mendesain kembali pekerjaan (job redesign) sebagai penyusunan kembali komponen-komponen dari tugas-tugas pada kebutuhan layak serta dalam rangka memperbaiki kemampuan individu
     Dapat disimpulkan bahwa mendesain kembali pekerjaan (job redesign) merupakan kegiatan perancangan ulang pekerjaan seperti tugas dan komponen-komponen yang berhubunagn dengan pekerjaan yang bertujuan untuk peningkatan kualitas maupun produktifitas.
   MenurutSimamora (2004:118) teknik-teknik desain pekerjaan dapat dilakukan dengan cara : 
1.Simplikasi pekerjaan
      Simplikasi pekerjan merupakan suatu teknik desain pekerjaan yang mengarah kepada pekerjaan yang sangat terspesialisasi, dengan memecahnya atau mnyederhanakannya menjadi beberapa bagian 
2.Rotasi pekerjaan
     Teknik desain pekerjaan dengan memungkinkan adanya rotasi pekerjaan akan membuat seorang pegawai secara sistematis berpindah dari satu posisi ke posisi atau pekerjaan yang lainnya di dalam organisasi.

3.Pemekaran pekerjaan
      Pemekaran pekerjaan merupakan suatu teknik desain pekerjaan dengan mengadakan perluasan kerja. Pemekaran pekerjaan bersifat horizontal, maksudnya pemekaran pekerjaan ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang sederajat yang masih mempunyai kesamaan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.
4.Pemerkayaan Pekerjaan
      Pemerkayaan pekerjaan merupakan penambahan tugas dan tanggung jawab dari para pegawai. Program ini memberikan lebih banyak otorisasi untuk melaksanakan pekerjaan dan pengambilan keputusan dan meningkatkan tanggung jawab.
3.Pendekatan dan Teknik Desain Kerja (job design)
      Friederick Taylor mengemukakan beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh para pimpinan untuk mendesain pekerjaan dan mendesain kembali pekerjaan baik berupa tugas-tugas kelompok maupun individu.
Pendekatan tersebut diantaranya adalah:
  • Setiap pekerjaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang berlainan yang selalu dimulai dari awal dan selalu diakhiri dengan baik.
  • Diusahakan bagaimana para pekerja dapat menganalisa penampilan kerja, maupun gerak gerik mereka dalam bekerja.
  • Memeriksa beberapa alternative atau cara yang efisien untuk  mengerjakan tugas.
  • Melatih para pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien 
Pendekatan dalam mendesain pekerjaan menurut Hellriegel 
  1. Pengayaan kerja (job enrichment) dengan membuat pekerjaan menjadi lebih berarti, menarik dan menantang.
  2. Perluasan Kerja (job enlargement) dengan cara menambah tugas-tugas untuk macam-macam pekerjaan.
  3. Seperangkat Tujuan (goal setting) membangun tujuan, umpan balik dan dorongan dalam pelaksanaan pekerjaan.
  4. Teknik kerja (job engineering) pemusatan dan efesiensi kerja dan menganalisis pekerjaan.
  5. Rotasi Kerja (job rotation) membuat pekerjaan menjadi bervariasi.
  6. Pendekatan sosioteknikal (sosiotechnical approach) menentukan tanggung jawab pekerjaan untuk kelompok dan adanya keseimbangan antara aspek teknis dengan aspek sosial
4.Teknik-teknik desain kerja
  1. Rotasi kerja (job rotation).Perpindahan pekerjaan secara horisontal dapat diterapkan pada hal-hal dasar. Dengan cara memberikan peluang bagi pegawai untuk mengembangkan pekerjaan yang berbeda-beda, rotasi pekerjaan menawarkan tantangan dan motivasi untuk berprestasi. Dalam hal ini pegawai diberikan kebebasan dan dilepaskan dari jalur kerja yang monoton, rutin, dan terbatas.
  2. Perluasan kerja (job enlargment).Stoner menjelaskan bahwa perluasan pekerjaan dapat menanggulangi ketidakpuasan pegawai dalam bekerja.Bone mempertegas bahwa “job enlargement is the rearranging of jobs to increase their complexity.
Mitchelt menggambarkan 4 cara yang dapat digunakan untuk perluasan pekerjaan (job enlargement), yaitu:
  • Pertukaran pegawai
  • Mengganti tingkat kesulitan, mengulang tugas-tugas yang memberatkan digantikan dengan mesin bila perlu
  • Memberikan tugas-tugas banyak atau memperbanyak petunjuk untuk melakukan pekerjaan
  • Penggunaan rotasi kerja

3.Pengayaan kerja (job enrichment).dalam pengayaan kerja kegiatan-kegiatan kerja dari suatu bidang vertical dari suatu unit organisasi dikombinasikan dalam suatu bentuk pekerjaan ,sehingga pegawai dapat merasakan adanya otonomi pada pelaksanaan pekerjaan yang lebih besar. 
 4.Kelompok kerja. Kelompok kerja dalam suatu organisasi  yang dibentuk untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam organisasi ,sehinngga nantinya dengan kelompok kerja para pegawai dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai dengn rencana kerja yang telah ditetapkan semula 



DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar, Mukhneri. (2008). Manajemen Sistem. Jakarta: BPJM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar